Keraguan
itu mulai muncul. Belakangan ini, ia selalu datang mengunjungiku. Ingin rasanya
kembali ke awal cerita. Namun apa daya, hari-hari yang ku jalani saat ini
menjadi tanda tanya besar buatku. Apa gerangan yang membuatku disini? Bagaimana
bisa aku berada disini? Sedang apa aku disini? Untuk apa aku berada disini? Banyak
pertanyaan yang ingin ku lontarkan. Tapi adakah yang mampu menjawabnya? Siapakah
gerangan yang dapat menjelaskan bagaimana aku bisa berada disini serta menjawab
semua pertanyaan ku yang lain? Bilamana aku sampai ke sini dan mengapa aku
sampai disini? Semua itu selalu muncul saat ia datang.
Gejolak
jiwa ini semakin menjadi, ketika mengingat kembali mengapa dan bagaimana aku
bisa sampai kesini, dan untuk apa aku disini. Pecah seketika butiran air mata
ini. Jatuh semua butiran air mata ini, membasahi semua tinta yang telah
kucoretkan ke dalam setiap halaman catatanku. Tapi belakangan ini, keraguan itu
muncul kembali. Mengeluarkan jurus rayuan mautnya agar aku dapat memikirkan hal
itu kembali. Sekuat iman dan tenaga, ku coba untuk menghilangkannya dari sistem
saraf ku. Bahkan, ingin sekali aku menghancurkannya, agar ia tidak akan muncul
kembali dan menularkan virus ke seluruh sistem saraf ku yang sudah bekerja
dengan seharusnya.
Satu
per satu benteng ku mulai di runtuhkannya. Ia terlalu banyak membawa pasukan. Aku
kesulitan untuk menghentikannya. Jika ia merobohkan benteng ku lagi, aku akan
semakin jauh dengan tujuan awalku untuk berada disini. Jika ia berhasil
merobohkan benteng ku lagi, bisakah aku akan bertahan? Dapatkah aku tetap pada
tujuan awalku? Bisakah aku mengalahkannya saat ini juga? Bisakah dengan hanya
beberapa prajurit yang ku punya, aku dapat menghancurkannya? Menghapus seluruh
virus tersebut hingga ia tidak dapat kembali lagi? Bisakah aku?
No comments:
Post a Comment